Malang - Ditengah kepadatan arus lalulintas, di jalur menuju Kota Malang dan Kota Batu, di malam tahun baru, Malang diselumuti hujan gerimis. Hal itu terjadi sejak Sabtu (31/12/2011) sore.
Hujan gerimis itu, jelas menajdi kendala bagi yang akan menikmati malam tahun baru di Malang. Namun, bagi penjual jagung bakar tida demikian. Cerdasnya, saat hujan gerimis datang, mendadak dibuat kesempatan bagi penjual jagung bakar. Seketika itu, di pinggir jalan langsung menjamur penjual jagung bakar.
hal itu bisa dilihat di sepanjang jalan S Supriadi, Sukun, di pinggir jalan MT Haryono, Dinoyo, dan di Stasiun Kota Baru Kota Malang. para penjual jagung itu tak langsung menyediakan jagung bakar. Tapi masih mentah tanpa alat bakar.
"Saya tidak jualan jagung langsung bakarnya mas. Karena banyak yang beli untuk dikabar sendiri di rumahnya sambil cangkruan menunggu detik-detik akhir tahun. Mau dibakar disini tak bisa karena hujan," kata Santoso, salah satu penjual jagung di S Supriyadi, Sukun, kepada romoainun.com, Sabtu (31/12/2011) malam.
sementara itu, menurut Ahmda, warga Kepanjen, yang mengambil lokasi jualan di wilayah MT Haryono, Dinoyo mengaku, sebenarnya dirinya bukan penjual jagung. Tapi karena di malam tahun baru hujan gerimis, langsung jualan. "Alhamudillah laris manis. Banyak yang beli," katanya.
Ahmad mengaku sudah 3 sak yang laku terjual. Harganya juga berbeda dengan hari biasa. Satu jagung bisa Rp 2.000 hingga Rp 3.000. "Kalau harga hari bisa satu biji hanya Rp 1.500. Tapi kalau sudah bakarnya harganya Rp 4.000 hingga Rp 5.000," katanya.
Ahmad menambahkan, dengan adanya hujan gerimis di malam tahun baru, akan cukup nikmat kalau sambil makan jagung bakar. "Apalagi duduk dan cangkruan sama pacar. Pasti lebih enak," katanya sembari senyum, juga bernada promosi.[romo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar