Sabtu, 14 Januari 2012

Kehadiran Presiden SBY Lukai Hari Rakyat Sipil




Malang - Setelah mobil rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengalami kecelakaan beruntun, kini ditemukan ada korban sipil yang dipukuli petugas hingga mengalami patah tulang. Penyebabnya karena melintas sembarangan di depan Asrama Angkatn Laut, yang di dalamnya ada tamu kehomatan yakni Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jelas kehadiran Presiden SBY melukai hati rakyatnya.




Korban adalah Sulung Hadi Sukmawan (25), warga Kelurahan Jodipan Wetan, Gang 1 No 47, Kecematan Blimbing, Kota Malang. Akibat pemukulan tersebut, pemuda tersebut mengalami patah tulang, tubuh babak belur dan hingga kini masih terbaring tak sadarkan diri di Rumah sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Dari cerita orang tua korban, Sudiro (46), saat ditemui di rumah RSSA Malang, saat itu, sulung akan berangkat dari rumahnya dengan mengendarai motor Suzuki Satria bersama rekannya, untuk mengambil uang di ATM terdekat.

Sulung memilih jalan pintas hingga melintas Jalan Tanimbar, tepat depan komplek angkatan Laut, tanpa mengetahui jalan tersebut telah steril sejak pagi hari, karena kedatangan tamu 'agung' Presiden SBY. Saat melintas, sejumlah petugas langsung menghadang laju kendaraan Sulung itu.

Lantaran Sulung ingin tetap berupaya melintas, sejumlah oknum petugas langsung bertindak tegas. "Saat berangkatnya, tak ada masalah. Setelah pulang dari ambil uang dari ATM, awalnya sudah mendapat peringatan dari anggota polisi," cerita Sudiro.

Namun, saat berada di depan komplek asrama angkatan Laut, tiba-tiba ada orang yang memukulinya hingga babak belur dan langsung pingsan. "Yang memukuli beberapa orang berseragam loreng," kata Sudiro kepada beritajatim.com.

Dari pengakuan korban kepada Sudiro, Sulung dipukul pakai benda tumpul hingga tangan kirinya patah, serta gigi depan hancur. "Korban langsung pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit," katanya.

Ditanya apakah naik sepeda motor dengan kecepatan tinggi? Sudiro mengaku, sudah pelan-pelan, sekitar 40 kilometer perjam. "Sedah pelan saat itu. Karena sudah tahu kalau itu komplek TNI AL dan saat itu ada Presiden," katanya.

Kejadiannya tersebut diketahui sekitar pukul 20.00.WIB. "Katanya jalan itu steril. Tapi kenapa kok sampai seperti itu. Yang jelas kami mohon keadilan dari pemerintah terhadap kondisi anak saya ini. Apalagi kata dokter, anak saya suruh pasang pen. sementara saya tidak ada uang," katanya.

Saat ini katanya, kasus tersebut sudah ditangani pengacara. "Saya sudah minta tolong ke pengacara yang siap membantu. Saya sepenuhnya menyerahkan ke pengacara," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar