Rabu, 18 Januari 2012

Melestarikan Bahasa Malangan Melalui Kaos



Malang - "Ojok ngaku tahu nang Malang, Ojok ngaku urip nang Malang, yo ojok ngaku kera Ngalam, Opo maneh ngaku genaro Ngalam nek gak tau Blonjo nang soak Ngalam". Tulisan itu yang ada di sebuah brosur yang disodorkan Andini Chintiyasari, karyawan outlet Soak Ngalam, toko khusus yang menjual kaos khas Malangan.


Outlet kaos khas Malangan ini berlokasi Jalan Kawi Atas Nomor 24 Kota Malang. Outlet ini milik Tjandra Purnama Eddy, seorang alumni Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang.

"Kita mesti berani terjun di dunia wiraswasta yang menuntut inovasi dan improvisasi tinggi. Sebelum menekuni bisnis ini, saya pernah bekerja di dunia perbankan," kata Tjandra.

Saat melintas di Jalan Kawi Atas itu, di sebelah kiri badan jalan sudah terlihat bilboard outlet satu-satunya di Kota Malang yang memasarkan kaos bertulisakan bahasa khas Malang itu. "Monggo sam (mari mas)," sapa Andini saat diberkunjungi ke Soak Ngalam.

Dari cerita Manajer Soak Ngalam, Muhammad Mistahul Choir, yang akrab disapa Micho, outlet Soak Ngalam adalah murni ide Tjandra Purnama Eddy, yang memang asli warga Malang. Soak Ngalam berdiri pada 17 Desember 2009 lalu. "Awalnya, masih berjualan eceran dan dititipkan ke destro-destro di Malang," katanya.

Karena laris dan direspon positif pasar, banyak warga Malang dan luar Malang Raya memburu kaos khas Malangan, yang kata-kata yang dipasang khas Malang: Bahasa Jawa yang di balik. Karena itu, Tjandra langsung mendirikan outlet Soak Ngalam itu. "Outlet pertama di Jalan Kawi Atas ini," jelas Micho.

Ide Soak Ngalam itu, katanya, juga tak terlepas dari bantuan teman-teman Tjandra saat masih kuliah di Uinversitas Brawijaya Malang tahun 1988 lalu. Dengan dukungan dari teman-temannya, Tjandra tak was-was lagi untuk mendirikan Soak Ngalam. "Tak hanya demi bisnis, tapi Soak Ngalam juga berkomitmen melestarikan bahasa asli Malangan dengan media kaos," katanya.

Kalau dilihat dari produknya, setiap desain produk Soak Ngalam, memang terlihat mantap. Trend bagi kalangan anak muda saat ini. Produk Soak Ngalam selalu mengikuti trend anak muda dengan bahasa segar, penuh inspirasi, dan menyentil. "Tapi bahasa yang ditaruh itu kadang susah dipahami kaum muda. Hanya kalangan tua yang tahu," katanya.

Soak Ngalam tergolong outlet khas Malang yang laris manis di Malang. Bukan hanya diburu warga Malang, tapi juga wisatawan mancanegara, seperti warga Australia. "Kalau lokal Indonesia, yang banyak dari Jakarta yang memburu kaos khas Malang, terutama warga Malang yang tinggal di ibukota. Mereka ingin bernostalgia kampung halamannya melalui kaos," ujarnya.

Per harinya omset Soak Ngalam cukup besar, yakni rata-rata per hari bisa mencapai Rp 1 juta lebih. "Yang paling ramai, kalau liburan akhir pekan dan liburan panjang. Pada liburan panjang kemarin, kami kehabisan stok. Dalam sehari omset penjualan bisa mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta," ungkapnya.

Produk yang terlaris, aku Micho, adalah kaos yang bertuliskan I love Malang, Aple Utab, dan Ileb Ngadeg. "Di Soak Ngalam ini, tak sembarangan kami memproduksi kata-kata dengan media kaos. Modelnya per periode. Selama 3 bulan sekali baru mengeluarkan produk baru. Kalau yang trend bisa diproduksi lagi," jelasnya.

Kaos yang dipasarkan di Soak Ngalam itu, selain kata-kata yang dipasang adalah murni ide Tjandra, model dan desainnya juga ia sendiri yang merancang. "Pembeli juga tak harus datang langsung ke Malang. Tapi bisa pesan secara online. Harganya bervariasi, mulai Rp 60 ribu hingga paling mahal Rp 85 ribu," katanya.

Micho mengatakan, Soak Ngalam itu punya misi melestarikan bahasa khas Malangan, yang memang menjadi karakter dan ciri khas warga Malang. "Warga Malang yang ada di luar Malang bangga memakai kaos khas Malang. Bahkan tak hanya warga Malang, banyak warga luar Malang juga bangga memakai kaos khas Malang ini," ungkapnya.

Dengan Soak Ngalam, diharapkan kaum muda tetap memiliki kepedulian terhadap tradisi Malang. Mempertahankan tradisi yang menjadi kekayaan warga Malang. "Ke depannya, Soak Ngalam akan mengembangkan souvenir tangan yang merupakan khas Malang," katanya.

Soak Ngalam pada Desember 2011 lalu sudah melebarkan sayapnya di wilayah Sengkaling, Malang, tepatnya di Jalan Raya Mulyoagung Nomor 3 Malang. "Target kami bisa mendirikan 4 hingga 4 outlet di Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan kabupaten Malang). Kami mengupayakan lokasinya tak jauh dari kawasan wisata," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar